Sabtu, 11 Juni 2011

MODEL PEMBELAJARAN DI SMK

MODEL PEMBELAJARAN

 


PENDAHULUAN

A.        Latar belakang

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19, dinyatakan bahwa :

·        Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
·         Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
·        Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar.

B.        Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan Proses pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

1.      Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk bepartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan guru;
·        menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
·        mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
·        menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
·        menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus,

2.      Inti

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a.   Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru;
·        melibatkan peserta mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber
·        menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lainnya
·        memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
·        melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
·        memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan

b.      elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru;

·        membiasakan peserta didik dalam membaca dan menulis yang bergam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
·        memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertuluis;
·        memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
·        memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
·        memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
·        memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individu atau kelompok;
·        memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;m
·        emfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebangggan dan rasa percaya diri

c.       Konfirmasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru;

·        memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
·        memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;
·        memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;
·        memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a.       berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b.      membantu menyelesaikan masalah;m
c.       memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d.      memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut;
e.       memberi motivasi kepada peserta untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3.      Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk ;

·        bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri mebuat rangkuman/kesimpulan pelajaran;
·        melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
·        meberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
·        merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling, dan atau meberikan tugas indivikdu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,
·        meyampaikan pembelajaran pada tahap berikutnya.     











  
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran adalah rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik  berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-siswa. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak  ( Bruce Joyce, 1985)

Berdasarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada   Lampiran Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses, II poin C, dinyatakan tentang beberapa model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan digunakan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi di kelas serta untuk mendukung iklim belajar PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan).  Iklim belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan secara optimal  multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan iklim belajar PAKEM antara lain:

A.     Model Project work

project workadalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya.
Model pembelajaran projeck work sering digunakan untuk program produktif.

Langkah-langkah pembelajaran project work

1.    Perencanaan Project Work

o       Inventarisasi jenis pekerjaan (Job),  standar kompetensi dan produk yang dapat dihasilkan.

1)      Inventarisasi Standar Kompetensi Lulusan

Inventarisasi standar kompetensi lulusan dimaksudkan untuk mengidentifikasi standar kompetensi yang terdapat dalam kurikulum/silabus program keahlian yang digunakan.
Standar Kompetensi yang ada pada Kurikulum/ Silabus
SK1 ………………………………………………..
SK2 ……………………...………….……………..
SK3 ……………………………...….……………..
Dst  …......………………………………...……….



2)   InventarisasiPekerjaan (Job)

Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu: jenis pekerjaan yang ada di  kurikulum, Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku pada program keahlian, dan atau standar pekerjaan yang ada di DU/DI. Setiap program keahlian pada umumnya memiliki lebih dari satu bidang/jenis pekerjaan, yang memungkinkan di isi oleh lulusan.
Jenis Pekerjaan (job) yang ada di masyarakat
P.1 …………………………………………………………..
P.2 …………………………………………………………..
P.3 …………………………………………………………..
Dst. ………………………………………………………….

3)   Inventarisasi Produk (Barang/Jasa)  Setiap Pekejaan

Inventarisasi produk setiap pekerjaan dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk yang dapat dihasilkan dari setiap bidang/jenis pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar pada setiap pembelajaran peserta didik sudah memilki orientasi terhadap produk.

Tabel 1.  Daftar Nama Produk Setiap Bidang Pekerjaan
No
Bidang/Jenis Pekerjaan
Nama Produk (barang/Jasa)
1
P1
Pr1
Pr2
2
P2
Pr3
Pr3
n
Pn
Pr4
Pr5




b.    Analisis Standar Kompetensi Terhadap Produk (Barang/Jasa)
Hasil inventarisasi standar kompetensi lulusan dan bidang pekerjaan serta produk  di atas, dimanfaatkan untuk menganalisis standar kompetensi yang dibutuhkan pada setiap produk dan bidang pekerjaan dengan menggunakan tabel 2.

 

Tabel 2. Analisis Standar Kompetensi Terhadap Jenis Produk

     Standar
          Kompe-
                tensi
Produk

Kode Standar Kompetensi

SK1
SK2
SK3
SK4
SK5
SK6
SK7
SKn
Pr1





Pr2




Pr3








Prn









Baris pada kolom 1 diisi kode produk (nama barang/jasa)  sedangkan kolom pada tabel diisi berikutnya dengan kode standar Kompetensi hasil inventarisasi (Kurikulum/ silabus).
Menentukan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk (barang/jasa),  dengan memberi tanda cek list (√) pada kolom standar kompetensi terkait.
Hasil analisis relevansi pada tabel 2 (contoh):
·         Produk (Pr1) dapat dikerjakan dalam pembelajaran SK1, SK2, SK4
·         Produk (Pr2 ) dapat dikerjakan dalam pembelajaran SK1, SK2, SK3 dan SK 5, demikian selanjutnya untuk Produk yang lain.
·         Produk (Pr1) dan (Pr2 ) dapat digunakan sebagai pilihan oleh peserta didik sebagi media pembelajaran untuk SK1 dan SK2
·         Setelah seluruh standar kompetensi teridentifikasi terhadap produk yang ada, maka guru menetapkan alternatif produk yang akan dikembangkan untuk setiap standar kompetensi yang dipelajari, sebagai alternatif produk yang dapat dipilih peserta didik.

d.      Penetapan Bukti Belajar/Evidence of Learning

Berdasarkan hasil analisis standar kompetensi terhadap produk,guru  diminta untuk menetapkan bukti-bukti belajar (Evidence Of Learning) yang akan digunakan  sebagi acuan dalam penilaian hasil belajar peserta didik. Tabel 3

e.       Penyusunan Bahan Ajar/ Modul

Bahan ajar/modul sebagai salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang digariskan dalam kurikulum.  Untuk itu guru perlu menyiapkan bahan ajar/modul dengan mempertimbangkan standar kompetensi, produk hasil belajar dan bukti belajar yang direncanakan. Penyusunan bahan ajar/modul dapat mengacu pada rambu-rambu yang telah ditetapkan.

2.        Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendekatan  Project Work

Pembelajaran dengan pendekatan Project Work  dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:

a.    Guru
·         menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
·         menyampaikan strategi pembelajaran dengan pendekatan project work
·         menyampaikan alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih peserta.
·         menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta didik dalam setiap judul/nama produk/jasa
·         menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai dengan judul project work
·         memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan memanfaatkan lembar bimbingan.



b.        Peserta didik

·        memilih salah satu judul/nama produk/jasa yang dilanjutkan, menyusun proposal/rencana dengan lay out sebagi berikut:

-         LATAR BELAKANG
-         KEUNGGULAN DAN FUNGSI PRODUK/JASA.
-         SKETSA/GAMBAR KERJA (jika diperlukan)
-         BAHAN
-         FASILITAS/PERALATAN.
-         PROSES PRODUKSI(SISTEMATIKA KERJA)
-         RENCANA ANGGARANBIAYA
-         SASARANPASAR/PENGGUNA
-         JADWAL PELAKSANAAN

·         melakukan proses belajar sesuai dengan proses produksi (sistematika kerja) yang telah direncanakan.
      Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam proposal, dengan bimbingan dan pengawasan. Proses ini menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang dibuktikan dengan bukti belajar (learning evidence) dan diorganisir dalam portofolio sebagai bahan verifikasi.

·         mengorganisasikan bukti belajar (evidence) sebagai portofolio,
·         melaksanakan kegiatan kulminasi,
·         menyusun laporan sesuai dengan pengalaman belajar yang diperoleh.

3.Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar dengan pendekatan project work pada dasarnya adalah penilaian standar kompetensi yang meliputi penilaian aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, kesesuaian produk/jasa, dan kesesuaian waktu pelaksanaan yang terintegrasi pada komponen: penyusunan proposal, pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan, dan  kulminasi (presentasi/ pengujian/penyajian/display).
Peserta didik  dinyatakan kompeten apabila memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan pada indikator dari setiap kompetensi dasar. Penetapan pencapaian nilai peserta uji mengacu pada Pedoman Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK.







B.     Quantum Teaching and Learning  (QTL)

Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta  didik.  Filosofi pendekatan pembelajaran Quantum dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan kepanjangan dari :

T
=
Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan menunjukkan anfaat  dari kompetensi yang dipelajari  bagi kehidupan peserta didik
A
=
Alami, ciptakan dan berikan pengalaman langsung yang  dapat dimengerti semua peserta didik
N
=
Namai,  berikan kata-kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, untuk mudah diingat dan dipahami
D
=
Demonstrasikan, sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang diperoleh  selama proses pembelajaran
U
=
Ulangi,  tunjukkan pada peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan bahwa “Aku tahu bahwa aku memang tahu”
R
=
Rayakan,  akui hasil belajar peserta didik, baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, perolehan keterampilan ataupun ilmu pengetahuan dan beri penghargaan

1.  Pendekatan Pembelajaran Quantum

Kelas merupakan komunitas belajar yang menjadi tempat untuk meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan bagi peserta didik, dimana peserta didik mencari dan terbuka terhadap umpan balik, serta tempat peserta didik mengalami perubahan, kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar mengakui dan mendukung orang lain, serta belajar dan tumbuh sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Untuk membentuk lngkungan kelas yang diharapkan diperlukan langkah-langkah berikut:

1.  bangun ikatan emosional .
Kunci untuk membangun ikatan emosional tersebut, adalah dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari    suasana belajar.

2.  Jalin rasa simpati & saling pengertian
Untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran, guru harus membangun hubungan, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian.



3.  Ciptakan keriangan & ketakjuban
tumbuhkan lebih banyak kegembiraan dalam pengajaran, melalui pemberian afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan, dan perayaan,

4.  Pengambilan Resiko
Sebagian peserta didik menjadi pelajar yang baik dengan mengambil resiko yang berani, karena telah berani menghabiskan sebagian waktunya setiap hari untuk datang ke sekolah, mengenal orang-orang yang belum diketahui sebelumnya, dan sebagainya  yang merupakan resiko peserta didik dalam memasuki proses belajarnya. 

5.       Ciptakan rasa saling memiliki
Umumnya semua peserta didik ingin merasa saling memiliki, karena dengan rasa saling memiliki akan membuat nilai tambah, serta merasa berdaya dan diterima di dalam kelompoknya.  Dengan rasa saling memiliki akan menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan dalam belajar.

6.  Beri keteladanan
Keteladanan guru menjadi hal yang ampuh untuk membangun hubungan dan memahami perasaan orang lain, sehingga akan menambah penguatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

Langkah-langkah pembelajaran quantum:

1.            Tentukan tujuan pembelajaran

Komunitas dalam belajar memiliki tujuan yang sama dimanapun berada, baik di kelas, di sekolah maupun di lembaga diklat lainnya, yaitu mengembangkan kecakapan peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan.

2.       Yakinkankemampuan peserta didik dalam belajar, dan kemampuan Anda dalam mengajar

3.       Jaga agar komunitas kelas tepat berjalan agar peserta didik tetap memiliki minat yang tinggi

Lingkungan yang mendukung model pembelajaran quantum antara lain :
Poster ikon, poster afirmasi,  penggunaan warna, alat bantu dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemampuan guru dan fasilitas yang dimiliki lembaga diklat.
Pengaturantempat duduk peserta didik  berperan penting dalam proses pembelajaran, karena dapat memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur posisi tempat duduk guna mempermudah terjadinya  interaksi yang diharapkan
Tumbuhan, aroma dan unsur organik lainnya, dapat memperkaya kesegaran ruangan kelas
Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental peserta didik, serta mendukung lingkungan belajar,
C.       Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/-konteks lainnya.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Ctl

•  Kerjasama
•   Saling menunjang
•   Menyenangkan
•   Tidak membosankan
•   Belajar dengan bergairah
•   Pembelajaran terintegrasi
•   Menggunakan berbagai sumber
•   Siswa aktif

Guna mewujudkan model pembelajaran CTL yang memiliki  karakteristik seperti di atas,  seorang guru perlu mengkondisikan dan mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta mengkaitkannya dengan realitas dan kebenaran (kontruktivisme).  Untuk itu guru perlu memahami hal-hal yang terkait dengan peserta didik berikut:
·        Belajar adalah kegiatan aktif, dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri arti dari apa yang mereka pelajari dan bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
·        Belajar bukanlah  suatu proses mengumpulkan sesuatu, tetapi merupakan suatu proses menemukan sesuatu melalui perkembangan pemikiran yang berkembang dengan membuat kerangka pengertian yang baru.
·        Peserta didik mempunyai cara untuk mengerti sendiri, sehingga setiap peserta didik perlu mengerti kekhasan, keunggulan dan kelemahannya dalam mengahdapi sesuatu.

Sedangkan jika ditinjau dari sudut guru sebagai pengajar adalah:

·        Mengajar bukanlahmemindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya.
·        Mengajar berartiberpartisipasi dengan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi.
·        Guru berperan sebagai mediator dan fasilitatoryang membantu agar proses belajar peserta didik berjalan dengan baik, sehingga proses belajar lebih ditekankan pada peserta didik yang belajar.
 1.  KomponenCTL
1)       INQUIRY  (merumuskan masalah)

Bagaimanakah cara melukiskan suasana kerja di suatu unit kerja? Dapat dilakukan antara lain dengan melakukan:
§Mengamati atau melakukan observasi
§Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan atau gambar.
§Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.

2)            QUESTIONING( bertanya)

Questioningdapat diterapkan antara peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Bisa juga dilakukan saat berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika mengamati atau ketika menemui kesulitan.

3)            KONSTRUKTIVISME

Merancang pembelajaran dalam bentuk peserta didik bekerja praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan atau menciptakan ide.

4)            LEARNING COMMUNITY(masyarakat belajar)

Dapatdilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran dan materi yang akan diberikan, antara lain pembentukan kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat atau bekerja dengan kelas di atasnya, serta bekerja dengan masyarakat di lingkungan sekolah.

5)            AUTHENTIC ASSESSMENT(penilaian yang sebenarnya)
·        Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil.
·        Menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh peserta didik.
·        Penilai tidak hanya oleh guru, tetapi juga bisa teman atau orang lain.
·        Karakteristik Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,  bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.
·        Yang diukur pengetahuan dan keterampilan, bukan mengingat fakta, tetapi berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan sebagai feed back.

6)               MODELING(permodelan)

Guru bukan satu-satunya model, tetapi bisa juga model dari peserta didik yang memiliki suatu kelebihan untuk mendemonstrasikan kemampuannya atau dari pihak luar yang bertindak sebagai native speaker.

7)    REFLECTION(refleksi)

Bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Realisasinya dapat berupa:

·        Pernyataan langsung tentang apa yang diperolehnya hari itu.
·        Catatan atau jurnal peserta didik.
·        Kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.
·        Diskusi.
·        Hasil karya.

Pelaksanaan model pembelajaran  CTL, dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut

Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa.
Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswamelalui proses pengkajian secara seksama.
Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggalsiswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
Merancang pengajaran dengan mengkaitkankonsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman <

RPP,HAND OUT DAN SILABUS STATIKA BANGUNAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
  
   SATUAN PENDIDIKAN   : SMK Teknik Bangunan
   MATA PELAJARAN         : Statika Bangunan
   KELAS/SEMESTER          : X/A 
   PERTEMUAN KE             : 3
  ALOKASI WAKTU : 1 X 30 menit
                        
 

A.     Standar Kompetensi
Menerapkan ilmu statika dan tegangan

B. Kompetensi Dasar :
Memahami prinsip kerja aksi-reaksi pada kesetimbangan gaya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi :

    1. Aspek Kognitif
a.  Siswa dapat menjelaskan gaya lintang, gaya normal  dan momen akibat beban merata
b.  Siswa dapat menghitung reaksi tumpuan akibat beban merata
c.  Siswa dapat menghitung gaya lintang akibat beban merata
d.  Siswa dapat menghitung gaya normal akibat beban merata
e.  Siswa dapat menghitung momen akibat beban merata
f.    Siswa dapat menentukan letak momen maksimal akibat beban merata
g.  Siswa dapat menentukan momen maksimal akibat beban merata.

    2.  Aspek Psikomotor
a.      Siswa dapat menggambar diagram gaya lintang dan momen akibat beban merata.
   3. Aspek Afektif
       a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar
       b. Siswa disiplin dalam mengikuti kegiatan Proses Belajar Mengajar
     
D. Tujuan :
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1)      Menjelaskan gaya lintang, gaya normal dan momen akibat beban merata
2)      Menghitung reaksi tumpuan akibat beban merata
3)      Menghitung gaya lintang akibat beban merata
4)      Siswa dapat menghitung gaya normal akibat beban merata
5)      Menghitung momen akibat beban merata
6)      Menentukan letak momen maksimal akibat beban merata
7)      Menentukan momen maksimal akibat beban merata.
8)      Siswa dapat menggambar diagram gaya lintang dan momen akibat beban merata.

E. MATERI  AJAR

Dalam ilmu statika ada beberapa gaya yang dikenal, antara lain gaya lintang, gaya normal  dan momen gaya. Sebelum menentukan gaya- gaya tersebut, kita harus terlebih dahulu menentukan reaksi tumpuan akibat beban yang bekerja pada batang/ penampang. Reaksi tumpuan adalah gaya yang timbul akibat adanya aksi dari beban yang bekerja pada batang atau yang dikenal juga dengan istilah reaksi. Jadi reaksi ada setelah mendapatkan aksi.
Gaya lintang (L) adalah gaya yang bekerja tegak lurus terhadap penampang/batang. Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja sejajar terhadap penampang/batang, sedangkan momen merupakan perkalian antara gaya yang bekerja dengan jarak gaya ditinjau dari masing-masing titik yang diukur tegak lurus terhadap gaya tersebut.
Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung gaya- gaya yang bekerja pada penampang/ batang dapat dilihat dari contoh soal berikut ini:



 

x




·        Reaksi Tumpuan (R)
∑MB = 0
RA.L – q.L.1/2 L = 0
RA = q.L.1/2L
               L
RA = q.1/2L atau RA = ½ q .L
RA = RB

·        Gaya Lintang (V)
Vx = RA-q .x
X adalah panjang q yang ditinjau dihitung dari RA.
·        Gaya Normal (N)
Karena pada penampang di atas tidak ada gaya yang horizontal, maka gaya normal sama dengan nol.
·        Momen Gaya (M)
M = Gaya . jarak
MA = 0
Mx = RA . x – ½ qx2
Untuk menentukan MMax , maka V = 0
RA – q.x = 0
X = RA/q

F. Metode Pembelajaran :
     Ceramah, tanya jawab dan demontrasi



G. Kegiatan Pembelajaran

NO

Kegiatan Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
Alokasi waktu (menit)

Alat Bantu
1
a.  Pendahuluan
1)       Salam pembuka
2)      Membaca doa
3)      Mengambil absen
4)      Memusatkan perhatian peserta didik
5)       Menyampaikan tujuan pembelajaran

·    Ceramah
·    Tanya /jawab



5



-

2
b.  Kegiatan Inti Pembelajaran
1)      Menjelaskan gaya-gaya yang bekerja pada batang/penampang
2)      Menjelaskan cara menghitung reaksi tumpuan dengan contoh soal
3)      Menjelaskan cara menghitung gaya lintang dengan contoh soal
4)      Menjelaskan cara menghitung gaya normal dengan contoh soal
5)      Menjelaskan cara menghitung momen gaya dan momen maximum dengan contoh soal
6)      Menjelaskan cara menggambar diagram gaya.
7)      Menunjuk salah seorang siswa untuk menyelesaikan contoh soal yang diberikan.







·    Ceramah
·    Demontrasi
·    Tanya jawab







20








Papan tulis
Media gambar
 3
c.  Penutup
1)     Mengevaluasi pekerjaan siswa.
2)     Merangkum dan menyimpulkan materi yang telah  disampaikan
3)     Memberikan PR untuk siswa.


·      Ceramah
·      Tanya/jawab



5


-









H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1.      Tanya jawab lansung
2.      Tugas


 





q = 1x
L = 8
x = angka terakhir dari nomor induk siswa
Hitung :
a.        Reasi tumpuan (R)
b.      Gaya lintang  (V)
c.       Gaya normal (N)
d.      Momen gaya yang bekerja
e.       Gambarkan diagram gaya lintang dan momen akibat beban merata.

3.      Keaktifan
4.      Catatan.

I. Sumber Pembelajaran
   A.  Hand Out
   B.  Modul
   C.  Buku-Buku Referensi
   dosen pembimbing .2006.  catacan kuliah mekanika terapan.fakultas tekni
                                          FT unp.
Arief Darmali dan Ichwan. 1979. Ilmu Gaya Sipil 1. Jakarta : Direktorat
PMK, Depdikbud.
_____________________. 1979. Ilmu Gaya Sipil 2. Jakarta : Direktorat
PMK, Depdikbud.
Bustam Husin, 1989. Mekanika Teknik Statis Tertentu. Jakarta : Asona.
Hand Out
Waktu : 1 x 30 menit
Mata Pelajaran      :  Statika Bangunan
Judul   : gaya dan momen
Program Keahlian : Teknik Bangunan
Topik   : gaya dan mommen pada beban merata


1. Tujuan :
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1)      Menjelaskan gaya lintang, gaya normal dan momen akibat beban merata
2)      Menghitung reaksi tumpuan akibat beban merata
3)      Menghitung gaya lintang akibat beban merata
4)      Siswa dapat menghitung gaya normal akibat beban merata
5)      Menghitung momen akibat beban merata
6)      Menentukan letak momen maksimal akibat beban merata
7)      Menentukan momen maksimal akibat beban merata.
8)      Siswa dapat menggambar diagram gaya lintang dan momen akibat beban merata.

2. MATERI  AJAR

Dalam ilmu statika ada beberapa gaya yang dikenal, antara lain gaya lintang, gaya normal  dan momen gaya. Sebelum menentukan gaya- gaya tersebut, kita harus terlebih dahulu menentukan reaksi tumpuan akibat beban yang bekerja pada batang/ penampang. Reaksi tumpuan adalah gaya yang timbul akibat adanya aksi dari beban yang bekerja pada batang atau yang dikenal juga dengan istilah reaksi. Jadi reaksi ada setelah mendapatkan aksi.
Gaya lintang (L) adalah gaya yang bekerja tegak lurus terhadap penampang/batang. Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja sejajar terhadap penampang/batang, sedangkan momen merupakan perkalian antara gaya yang bekerja dengan jarak gaya ditinjau dari masing-masing titik yang diukur tegak lurus terhadap gaya tersebut.
Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung gaya- gaya yang bekerja pada penampang/ batang dapat dilihat dari contoh soal berikut ini:



 

x




·        Reaksi Tumpuan (R)
∑MB = 0
RA.L – q.L.1/2 L = 0
RA = q.L.1/2L
               L
RA = q.1/2L atau RA = ½ q .L
RA = RB

·        Gaya Lintang (V)
Vx = RA-q .x
X adalah panjang q yang ditinjau dihitung dari RA.
·        Gaya Normal (N)
Karena pada penampang di atas tidak ada gaya yang horizontal, maka gaya normal sama dengan nol.
·        Momen Gaya (M)
M = Gaya . jarak
MA = 0
Mx = RA . x – ½ qx2
Untuk menentukan MMax , maka V = 0
RA – q.x = 0
X = RA/q

3. Kesimpulan
            Perhitungan gaya dan momen pada beban merata merupakan perhitungan sederhana dan merupakan dasar dalam perhitungan gaya-gaya dan momen yang bekerja pada struktur bangunan.